Sabtu, 22 Desember 2012

penghinaan mantan PRESIDEN RI yang menimbulkan pertikaian antar 2 NEGARA


TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan akan membahas artikel yang ditulis mantan Menteri Malaysia yang sempat menjelekkan mantan Presiden Indonesia B.J. Habibie pada kunjungannya ke Malaysia.
SBY pergi ke Negeri Jiran itu untuk melakukan konsultasi tahunan dengan Perdana Menteri Malaysia. Topik tentang artikel yang sempat menghina Habibie itu akan dibahas.
"Saya akan angkat isu ini pada PM Malaysia," kata SBY dalam acarapenayangan perdana film Habibie & Ainun di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta, pada Senin, 17 Desember 2012.
SBY berharap, dengan pembahasan topik tentang penghinaan Habibie itu, dapat menjaga perasaan dan hubungan kerja antara Indonesia dan Malaysia. "Harapannya, ke depan, ini saling menjaga perasaan, saling menghormati, dan tidak mengganggu banyak hal yang menyangkut kemitraan dan kerja sama kedua negara," kata SBY.
SBY menyayangkan munculnya artikel mantan Menteri Malaysia yang menjelekkan B.J. Habibie. Menurut SBY, artikel itu bisa dicegah demi hubungan baik kedua negara. Indonesia, kata SBY, adalah negara yang menghormati para mantan pemimpinnya, termasuk mantan Presiden Indonesia B.J. Habibie, yang sempat dijelekkan dalam artikel itu. Menurut SBY, pemerintah Malaysia telah meminta penulis artikel itu untuk meminta maaf, walau tulisannya itu hanya atas nama penulis, bukan atas nama negara.
Mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin, sempat menggambarkan mantan Presiden B.J. Habibie secara negatif. Zainudin Maidin, dalam tajuk rencana koran Utusan Malaysia edisi Senin, 10 Desember 2012, menyebut B.J. Habibie sebagai sosok egois, memualkan, dan pengkhianat bangsa. Dalam tulisannya, Maidin mengulas kedatangan B.J. Habibie ke Malaysia beberapa hari sebelumnya. Selanjutnya, ia banyak mengulas sosok Habibie sebagai Presiden RI dari sisi negatif. Namun, Habibie menanggapi hinaan ini dengan tenang.


BERITASATU.COM - ”Saya terganggu dan menyayangkan ada artikel seperti itu yang terus terang mendiskreditkan Pak Habibie sebagai pemimpin Indonesia."Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku dirinya merasa terganggu dengan hinaan bekas Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin, kepada bekas Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie. SBY akan membawa isu ini ke dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Abdul Razak.
SBY juga mengatakan mengikuti perkembangan berita mengenai tulisan Zainuddin di koran Utusan Malaysia yang melontarkan hinaan kepada Habibie. Dengan tegas SBY mengatakan berita tersebut tidak etis dan melebihi kepatutannya. Lebih dari itu, pernyataan seperti itu juga bisa mengganggu hubungan baik Indonesia dan Malaysia.
”Saya terganggu dan menyayangkan ada artikel seperti itu yang terus terang mendiskreditkan Pak Habibie sebagai pemimpin Indonesia. Sesuatu yang sebenarnya mesti dicegah mengingat hubungan antara RI dan Malaysia yang seharusnya lebih meningkatkan hubungan kita,” kata SBY, di Bioskop XXI Mall Epicentrum Walk, hari ini.SBY pun mengatakan pemerintah Indonesia langsung bekerja untuk menangani isu ini. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa langsung melakukan langkah diplomasi di Jakarta maupun di Kuala Lumpur, begitupun dengan Duta Besar Indonesia di Malaysia.SBY beserta rombongan akan bertolak ke Malaysia dalam rangka kunjungan kenegaraan Selasa besok hingga 19 Desember.”Saya angkat isu ini dengan Malaysia sehingga ke depan kita saling menjaga perasaan, saling menghormati sehingga tidak mengganggu kemitraan dan persahabatan kedua negara,” tutur SBY. Ia pun menghargai upaya pemerintah Malaysia yang masih berupaya meminta kepada Zainuddin untuk meminta maaf kepada Presiden Habibie.
Meskipun, SBY mengakui hinaan tersebut sebenarnya tidaklah mencerminkan sikap dan pandangan Malaysia. SBY melakukan kunjungan kenegaraan ke Malaysia dalam dalam rangka konsultasi tahunan, kegiatan rutin dalam hubungan bilateral kedua negara.
Seperti diberitakan Zainuddin menulis di harian Utusan Malaysia hari Senin (10/12) dengan berita yang menghina Habibie. Ia menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa karena memenuhi desakan Barat untuk menggelar jejak pendapat di Timor Timur yang mengakibatkan pisahnya wilayah tersebut dari NKRI. Tidak hanya itu, Zainuddin juga mengatakan Habibie sama seperti Mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim sebagai ”The dog of imperialism” dan penggunting dalam lipatan saat pemerintahan Presiden Soeharto.

kegiatan sang bupati yang membuat banyak masalah





REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara MA Djoko Sarwoko menyatakan, yang berhak menilai kasus Aceng itu masalah etika atau hukum hanyalah hakim agung. “Tidak ada pihak lain yang berwenang,” kata dia.
 
Menurut Djoko, kelanjutan kasus ini baru akan sampai di MA antara hari Kamis atau Jumat depan. Dia beralasan, hal ini dikarenakan adanya libur natal. Ketika surat dari pihak DPRD Garut sampai, akan segera ditindaklanjuti oleh pihaknya.
 
Sebelumnya delapan fraksi Pada Sidang Paripurna Khusus hari Jumat (21/12) kemarin, menyatakan Aceng melanggar UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal lainnya yang bisa menjadi acuan terkait kasus Aceng, kata Reydonnyzar, Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Daerah. 
 
Setelah surat pemakzulan selesai diuji oleh MA dan disahkan. Lalu pihak DPRD Garut akan mengadakan sidang kembali mengenai hal itu. Setelah itu baru diteruskan hasil keputusan kepada presiden. Presiden diberi waktu 30 hari untuk menindaklanjuti. Kasus Bupati Garut Aceng Fikri merebak setelah dia menceraikan isterinya melalui pesan singkat dari selulernya—yang dinilai tidak beretika dan tidak menghargai perempuan. Kemudian, diketahui FO, isterinya belum berumur 18 tahun –menurut hukum masih termasuk kategori anak-anak-- ketika menikah dengan Aceng.

Rapat paripurna DPRD Kabupaten Garut untuk membahas kasus  nikah kilat Bupati Aceng HM Fikri berujung ricuh. Massa perwakilan dari warga Garut memprotes keputusan Ketua DPRD yang menunda penentuan nasib Aceng. Ketua DPRD Garut Ahmad Bajuri meminta pengunduran waktu selama satu hari untuk menentukan nasib Aceng. Namun, puluhan warga yang ada di ruang sidang langsung emosi dan meminta keputusan soal nasib Aceng harus dibacakan hari ini. Bajuri beralasan pihaknya harus menyelesaikan proses adminitrasi sebelum menentukan nasib Bupati Aceng. “Saya cuman minta waktu satu hari untuk menyusun dokumen administrasi,” jelas Bajuri di ruang paripurna DPRD Garut, Jl Patriot, Garut, Jawa Barat, Rabu (19/12/2012). Seperti diberitakan detik.com, sekitar 30-an warga yang emosi langsung merangsek masuk ruang sidang hingga ke meja pimpinan. Adu mulut antara warga dengan anggota DPRD Garut pun tak terhindarkan. Warga tetap ngotot agar penentuan nasib Aceng bisa dilangsungkan hari ini. 

Saat ini sejumlah petugas keamanan DPRD dan Polisi sedang berusaha menenangkan warga yang sedang emosi. Namun, perdebatan antara warga dengan DPRD masih terus berlanjut dengan tegang. Terlihat kerumunan warga menyerbu meja pimpinan rapat paripurna. Sementara itu, sebagian anggota DPRD ada yang memilih meninggalkan ruang sidang. Mereka merasa ‘bosan’ dengan rapat paripurna yang tak kunjung usai, padahal rapat sudah dimulai sejak pukul 13.00 WIB siang tadi. Sebelumnya, tim Pansus DPRD Garut mengaku akan menjelaskan hasil investigasi terkait kasus nikah kilat Bupati Aceng di rapat paripurna tersebut. Kabarnya juga, rapat paripurna ini akan menjadi penentu nasib Aceng. Namun sayang, ternyata pihak DPRD justru menunda keputusannya selama satu hari. Apakah Bupati Aceng akan lengser dari jabatannya??
sumber :  http://ciricara.com/2012/12/19/rapat-paripurna-bahas-kasus-bupati-aceng-berujung-ricuh/
Copyright © CiriCara.com